Selasa, 28 April 2020

Bidang bisnis orang etnis Arab

      Pada mulanya, bangsa arab merupakan bangsa pedagang / pebisnis. inilah yg membawa mereka ke luar dari negeri mereka. bahkan, misi perdagangan ini sering menjadi 1 paket dengan misi dakwah atau penyebaran agama. sambil membawa barang dagangan berupa tekstil, minyak wangi, dan komoditas lainnya, orang-orang etnis Arab merantau ke luar negeri yg dianggap cocok dan menjanjikan kesejahteraan, seperti kawasan asia tenggara misalnya. lahan yg tandus & kering membuat bisnis pertanian & peternakan kurang cocok bagi mereka. namun, setelah ditemukannya sumber daya minyak yg besar, masyarakat Arab mulai mendapat berkah kesejahteraan dari hasil eksplorasi sumur-sumur minyak itu. banyak orang kaya yg bermunculan dan masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia gara-gara berkah minyak yg biasa di sebut " emas hitam " ini.

Akan tetapi, bidang bisnis orang etnis Arab tidak hanya di sektor minyak, mereka sudah mulai melakukan ekspansi bisnis ke bidang lain, seperti para pebisnis pada umumnya. dalam hal terobosan sektor bisnis yg dilakukan, mereka telah melakukan beberapa pencapaian penting. mereka sudah mulai " unjuk gigi " dalam bidang properti dengan dibangunnya gedung-gedung " pencakar langit ". bahkan, gedung tertinggi di dunia saat ini sudah menjadi milik negara Dubai, UEA . di dalam bisnis sepak bola, orang-orang kaya Arab sudah berani mengakuisisi klub-klub elite sepak bola di Eropa, seperti Manchester city, Fullham, Poustmourth, dan boleh jadi Liverpool.


Meskipun demikian, minyak & eksplorasi gas bumi tetap menjadi inti kesejahteraan orang-orang etnis Arab, khususnya devisa negara mereka. lantaran kekayaan minyak itu, negara-negara Arab dijuluki dengan sebutan " Negara petro dollar " , atau negara pendulang dollar. sebab, sumber daya minyak itu dijual ke negara Amerika & Eropa. 

Dari tahun ke tahun, harga minyak terus naik, dan penghasilan eksportir minyak juga terus naik. dalam 4 tahun belakangan, angka penghasilan ekspor minyak menyentuh angka 1 Triliun dollar AS. sebuah angka yg cukup besar dalam komoditas Ekspor. tidak heran jika masyarakat Arab cukup sejahtera, meskipun dari segi entrepreneurship / kewirausahaan mereka tidak berlangsung sepesat negara non-Arab, seperti negeri China / Tiongkok.

Kondisi ini berbeda dengan masyarakat etnis Arab yg tinggal di perantauan. mereka tidak lagi dimanjakan dengan fasilitas & kemudahan dari pemerintah. sekolah tidak lagi dibiayai oleh negara, tidak ada kemudahan uang pensiun, dan tidak ada insentif atau kenaikan gaji berlimpah. di negara lain, orang-orang etnis Arab seperti di Indonesia atau Singapura, mereka harus berjuang sendiri dengan berwirausaha / berbisnis.

Bagi orang etnis Arab di perantauan, hidup di negara orang lain tidaklah mudah. mereka harus bersaing dengan etnis lain untuk membuka lahan bisnis, seperti etnis China / Tiongkok, Korea, India, dan Jepang yg terkenal cukup hebat dalam bidang bisnis. lalu, seperti apa bidang bisnis orang-orang etnis Arab di tanah rantau ? 

Pada umumnya, orang-orang etnis Arab di negara lain menjadi pedagang / pebisnis. hanya sedikit dari mereka yg menjadi politisi atau akademisi. bagi umumnya orang Arab, mereka juga memiliki kesamaan dengan orang etnis China / Tiongkok yaitu kurang tertarik dengan dunia politik. mereka lebih nyaman dengan profesi mereka sebagai pedagang / pebisnis.

Di negara Indonesia, orang-orang etnis Arab menjadi pedagang / pebisnis yg menjual berbagai komoditas barang. mereka termasuk pendatang minoritas, jika dibandingkan dengan orang etnis china / tiongkok. mereka berada di urutan ke-2 setelah orang etnis China / Tiongkok, kemudian di urutan ke-3 adalah orang-orang etnis India. orang-orang Arab yg datang ke Indonesia dan di beberapa negara Asia Tenggara adalah orang-orang etnis Arab Hadramaut, yaitu daerah yg ada di kawasan wilayah Yaman Selatan. daerah ini terkenal sangat gersang dan sepi.

Ada beberapa komoditas bisnis yg ditekuni oleh orang-orang etnis Arab di tanah perantauan. adapun komoditas bisnis itu adalah di bawah ini :

1. Tekstil

   Sebagian besar orang Arab Hadramaut adalah para pedagang / pebisnis. mereka keluar dari daerah yaman selatan dengan misi yg sama dengan orang etnis China / Tiongkok dan orang etnis India, yaitu mencari peruntungan di luar negerinya. sektor yg mereka pilih umumnya adalah tekstil.

Menurut philip k. hitti dalam bukunya " History of Arabs " , bidang tekstil / pakaian memang menjadi keunggulan orang etnis Arab di zaman dahulu. mereka mempelopori industri & bidang bisnis ini yg pertama kali di timur tengah , khususnya kain sutera. mereka mempelopori kain mewah dan beragam produk olahan sutera, kemudian dikembangkan di seantero dunia, hingga akhirnya sampai di negara Indonesia.

Pada tahun 1930 dan 1950-an para pedagang tekstil / pakaian keturunan Arab berpusat di daerah Petekoan , salah satu wilayah di kota Jakarta. lebih dari 50% pedagang tekstil disana berasal dari keturunan etnis Arab. Petekoan pada masa itu merupakan pusat perdagangan tekstil di kota Jakarta & para pembelinya berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain di kota Jakarta, di beberapa kota lainnya, seperti kota Tegal, solo, pekalongan, ada banyak para pedagang etnis Arab yg membuka produksi kain tenun. umumnya, mereka membuka usaha di rumahnya maupun di tempat khusus yg menyerap tenaga kerja dengan pembayaran mingguan & bulanan. para pengusaha itu ( terutama yg berskala kecil ), mengembangkan produksinya dengan cara meminjamkan alat tenunnya beserta bahan baku pada masyarakat lokal yg tinggal di sekitarnya. para penduduk setempat itu dalam jangka waktu tertentu menyerahkan hasil tenunnya yg sudah berbentuk kain sekaligus mendapat upah pekerjaan.

Cara itu semakin berkembang & menguntungkan kedua belah pihak. para pengusaha diuntungkan dengan tidak perlu menyewa tempat, membayar upah gaji, maupun akomodasi lainnya. sedangkan, para pekerja merasa juga diuntungkan karena dapat melakukan pekerjaan di rumah sendiri dengan dibantu oleh istri & anak-anak mereka.

2. Parfum

Sejak tahun 2005, para pedagang turunan Arab mulai banyak yg membuka bisnis di bidang minyak wangi di daerah condet dan cililitan, jakarta timur. sebelum tahun 2005, padagang minyak wangi ini tersebar di berbagai tempat, seperti kawasan daerah tanah abang, petamburan, kota, jatinegara, dan beberapa tempat lainnya di kota jakarta. saat ini, pedagang itu masih bertumpu di daerah condet dan cililitan yg berjumlah kurang lebih 100 orang, dan memberdayakan sekitar 300 orang pekerja.

Selain minyak wangi sebagai komoditas dagangan utama, orang-orang etnis Arab juga menjual barang dagangan lainnya, di antaranya perlengkapan shalat, kain sarung dengan berbagai kualitas, kaligrafi Al-Qur'an, dan perlengkapan tasbih. ada juga di antara mereka yg menjual barang lainnya seperti perlengkapan dan oleh-oleh haji, mulai dari pakaian ihram, air zam-zam, kurma, dan juga sajadah. para pembeli barang dagangan itu tidak hanya berasal dari kota jakarta, tapi juga berbagai daerah lainnya di Indonesia.

3. Properti

Meskipun tidak sebesar orang-orang etnis China / Tiongkok, dalam bidang properti, orang-orang keturunan Arab juga memberikan sumbangan cukup besar. banyak gedung yg digunakan untuk para pejabat yg dibangun oleh keturunan Arab. saat itu, mereka juga membangun beberapa kompleks yg tersebar di beberapa daerah. di antara bangunan-bangunan itu, ada yg disewakan sebagai rumah kontrakan, ada yg dijual dan hasilnya dibelikan lahan lain yg diperuntukkan untuk membangun gedung, rumah, pertokoan, atau bangunan lainnya. 

Selain gedung dan perumahan, mereka juga membangun beberapa hotel untuk dikelola oleh keluarga. di Jakarta, terdapat beberapa hotel yg dikelola oleh mereka, di antaranya adalah hotel Alia, hotel Gondangdia, hotel Menteng, hotel Petamburan, Hotel Garuda, dan beberapa hotel lainnya. dari bidang perdagangan itu, selain terjadi perputaran uang untuk menggerakkan roda ekonomi, usaha yg mereka kerjakan juga banyak yg memberdayakan tenaga kerja / karyawan.

4. Pedagang bahan bangunan

Berdagang bahan bangunan juga menjadi salah satu pilihan orang-orang etnis Arab. mereka mulai terjun berdagang bahan bangunan sejak tahun 1950-an sampai sekarang. di antara usaha itu, ada yg masih berlanjut sampai sekarang, ada yg sudah tutup karena rugi atau kalah bersaing dengan pabrik dan pedagang etnis lainnya. biasanya, orang-orang keturunan etnis Arab menjual bata merah dan genting merah, pasir, besi, paku, beton, dan segala jenis kayu.




Sumber  :  Buku " Bisnis Sukses ala Tiongkok, India, dan Arab "

Karya     :  Emsan
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar