Kamis, 23 April 2020

Pendidikan bisnis orang etnis Arab kepada anak-anaknya

      Masyarakat Arab tidak jauh berbeda dengan masyarakat lain pada umumnya. mereka juga mempunyai peradaban dan sejarah yg sangat panjang. leluhur mereka adalah orang-orang terpandang di dunia, tidak kalah dengan orang etnis barat, cina / tiongkok, ataupun orang-orang etnis India.

Secara kepribadian, orang etnis Arab termasuk orang yg berwatak keras & tegas. masyarakat Arab termasuk bangsa yg cukup keras dan percaya diri, memiliki keagungan, dan berharga diri tinggi. dari aspek geografis, stereotip ini tampaknya cukup benar. alam yg tandus / kering dan keras menyebabkan penghuninya berwatak dan bersikap keras.

Orang-orang etnis Arab sangat senang pada orang yg mengerti pada hidup dan privasi mereka, demikian juga sebaliknya. mereka cukup benci jika ada orang yg ikut campur pada urusan mereka. lantaran tegas & suka berterus terang, otomatis mereka tidak suka pada orang-orang yg tidak tegas. 


Umumnya, orang-orang etnis Arab tidak mudah tunduk pada kekuasaan. mereka hanya tunduk pada leluhur & identitas mereka. mereka juga tidak suka pada orang yg mencampuri urusan mereka, apalagi urusan pribadi. mengenai privasi, banyak bukti yg menguatkan itu. contohnya, mereka tidak pernah atau sangat jarang membawa istri mereka dalam pertemuan-pertemuan formal. mereka juga cukup risih jika ada orang yg bertanya kabar istri-istri mereka. bagi masyarakat etnis Arab, urusan keluarga & rumah tangga merupakan urusan pribadi dan tidak ada yg boleh tahu, kecuali mereka sendiri.

Djalaludin Rakhmat dalam bukunya " Islam dan Pluralisme " ( 2006 ), dengan mengutip teori dari Nicholson ( 1969 ) mengatakan, bahwa masyarakat etnis Arab termasuk bangsa yg terorganisir dan berbasis kesukuan. kesetiaan pada suku & ketergantungan kepada pemimpin suku mereka sangat penting.

Teori itu menguatkan bahwa status sosial seseorang ditentukan oleh status marganya. itulah sebabnya, budaya Primordialisme masih sangat kental pada sebagian masyarakat etnis Arab . dan hal itu, masih berlaku pada zaman modern seperti sekarang.

Karena itu, untuk sesuatu yg bersifat pendidikan & pilihan hidup, masyarakat etnis Arab masih ketat membatasi. anak-anak mereka ditekankan pengetahuan Agama dan cara seharusnya bersikap. khususnya etika & akhlak pada orang lain. orang etnis cukup sensitif pada gerak-gerik fisik yg dianggap tidak sopan, seperti makan dengan tangan kiri, menunjuk sesuatu dengan tangan kiri, bersalaman atau berjabat tangan antara lelaki dan perempuan, dan lainnya. 

Selain itu, wanita di Negara Arab mendapat status yg lebih rendah daripada laki-laki. hampir di seluruh negara Arab tidak ada wanita yg menjadi pemimpin bisnis, kecuali mereka yg mewarisi bisnis dari suaminya yg meninggal dan belum menikah lagi. hal ini dikarenakan wanita Arab merupakan wanita kelas dua yg tidak boleh berkiprah di ruang publik, seperti menjadi pengusaha / pebisnis. jika memiliki anak wanita, maka mereka tidak akan diajari pekerjaan laki-laki, seperti berdagang atau membuka toko, atau membantu perusahaan orang tuanya. anak wanita adalah makhluk yg mengikuti perkataan suami kelak.

Anak wanita ditekankan menjadi istri yg baik. merek diajari cara menjadi ibu rumah tangga yg baik dan menyenangkan hati suaminya. harus diakui, orang etnis Arab dan orang etnis cina / Tiongkok memiliki perbedaan dalam hal mendidik anak. orang-orang etnis cina / Tionghoa relatif lebih terbuka dalam hal memperlakukan anak wanita, sedangkan di Arab lebih tertutup dan diutamakan menjadi pendamping suami.

Bagi orang-orang etnis Arab, bisnis prostitusi, dunia hiburan, serta kasino ( perjudian ) adalah bisnis terlarang dalam agama. jadi, mereka tidak akan membangun bisnis yg seperti itu. dari segi prioritas, mereka lebih mengutamakan kehalalan daripada keuntungan bisnis. orang etnis Arab tidak hanya sekedar mengejar keuntungan bisnis, tapi juga nilai ibadah ( spiritual ). itulah yg ditekankan kepada anak-anak oleh para orang tua etnis Arab.

Para orang tua etnis Arab juga menekankan status hukum dari aneka pilihan bisnis bagi anak-anak mereka, tentang yg tidak boleh dilakukan oleh Agama. mereka bukanlah pebisnis ulung, tetapi umumnya mereka adalah pengusaha atau pebisnis. mereka juga menyadari bahwa berbisnis merupakan profesi terhormat serta menjadikan kesempatan untuk bisa kaya / berkecukupan. aktivitas berdagang / berbisnis juga dilakukan oleh panutan mereka, Nabiyullah Muhammad Saw.

Dalam hal mendidik anak, orang-orang etnis Arab zaman sekarang tidak sama dengan orang Arab jahiliyah atau sebelum kedatangan ajaran Islam. saat itu, metode yg mereka gunakan untuk mendidik anak sangat kacau / berantakan, tidak memiliki struktur sosial yg teratur, dan sering berselisih antar suku.

Selain itu, kelakuan orang etnis Arab zaman jahiliyah ( kebodohan ) juga sangat jauh dari kebaikan. mereka selalu tenggelam dalam perbuatan maksiat, seperti perbudakan, membunuh anak perempuan karena dianggap suatu aib, memakan daging bangkai, bahkan kawin dengan banyak perempuan, serta saling tukar-menukar istri. tentunya, hal ini sangat berbeda setelah kedatangan ajaran Islam. walaupun status wanita etnis Arab masih dianggap lebih rendah daripada laki-laki, tetapi struktur sosial & kultur-kultur orang-orang etnis Arab itu sudah lebih maju.



Sumber  : Buku " Rahasia bisnis sukses ala Tiongkok, India, dan Arab

Karya     :  Emsan










Tidak ada komentar:

Posting Komentar