Minggu, 19 April 2020

Rahasia bisnis pengusaha Bob Sadino : Sebagian besar orang pintar ternyata bodoh / goblok

      Sejak lama saya berkeyakinan, sekolah formal tidak mampu mendukung potensi seseorang menjadi pengusaha yg tangguh. saya yakin sekali, seorang pengusaha tidak butuh sekolah formal. yang dia perlukan hanyalah segera melangkah, dan belajar dari proses kehidupannya. sekolah kehidupan atau jalanan mengajarkan seseorang untuk terus melakukan praktek secara repetisi sampai dia jadi terampil. repetisi ini lebih hebat ketimbang teori di sekolah formal.

Kenapa sekolah formal itu tidak baik bagi calon pengusaha / wirausahawan ? saya punya 1 alasan yg mungkin sangat masuk akal buat orang " pintar " . meskipun, bagi orang bodoh seperti saya, sekolah formal itu tidak perlu. begini alasannya, saya menganggap semua orang yg bersekolah mulai dari TK, SD, sampai perguruan tinggi / universitas, setiap hari melahap apa yg disebut informasi. apa sebenarnya informasi itu ? bisa kita artikan informasi adalah sumber berita. berita itu sebagian besar adalah kejadian yg sudah terjadi, telah lalu. anda setuju ? misalnya, berita tentang kapal tenggelam, berita semburan lumpur lapindo, informasi kenaikan harga BBM, dan lain sebagainya. semua informasi itu sudah terjadi.


Saya ( Bob Sadino ) memulai bisnis dari menjajakan telur ayam negeri ( Layer ) dari rumah ke rumah ( door to door ). jika informasi itu adalah suatu hal yg telah lewat diibaratkan dengan telur, berarti telur yg saya jajakan itu sudah basi. sudah lewat. sudah kadaluarsa. kalau diumpamakan dengan makanan, maka informasi sama dengan makanan kemarin, sudah basi. setuju ? artinya, semua orang yg bersekolah formal terlalu banyak mengonsumsi makanan yg basi. otaknya mungkin sudah terlalu kenyang dengan informasi yg sudah lewat.

Lalu, apa jadinya otak kita bila diisi dengan informasi yg basi ? pasti otaknya tidak bisa diajak berpikir jernih. ya, itu karena otaknya sudah diisi dengan informasi-informasi yg telah lalu. bagaimana mungkin bisa diajak untuk berpikir jernih ? beda dengan saya, yang selalu mengonsumsi asupan segar buat otak. saya tidak belajar bisnis dari sekolah formal. itu juga sebabnya, saya berani menyebut para sarjana itu, sebagian besar otaknya hanya " sampah ". wah, kalau isinya " sampah " sebaiknya segera dibuang, karena tidak mungkin menjadi pengusaha / pebisnis dengan otak yg dipenuhi dengan " sampah " .

Buat anda, apakah konotasi sampah itu baik atau buruk ? jawabannya pasti sebagian besar adalah buruk, walaupun bisa juga berubah menjadi sesuatu yg baik. misalnya, mengubah sampah itu menjadi pupuk, dengan cara dikompos. bahkan, ada juga yg mengubah sampah itu menjadi sumber energi & pembangkit tenaga listrik. berarti, jika sampah itu berarti baik, maka perlu ada usaha lain untuk mengubahnya.

3 Belenggu / penghalang dalam kehidupan

Sayang memang, karena kebanyakan orang yg sudah terbelenggu dengan berbagai hal, termasuk sekolah formal. belenggu / penghalang itu juga yg mungkin membuat anda tidak setuju dengan pendapat saya. padahal, secara empiris ( penelitian ) saya sudah membuktikan, dengan apa yg saya jalani sekarang. sebenarnya, ada 3 belenggu yg begitu kuat mencengkram banyak orang, khususnya orang " pintar " , yaitu :

1. Rasa Takut

Belenggu rasa takut begitu membelenggu sampai-sampai seseorang tidak mampu berbuat apa pun. mau jadi pengusaha / pebisnis, takut gagal. ingin bepergian jauh, takut naik pesawat terbang. hendak melaut, khawatir tenggelam. habislah semuanya, gara-gara belenggu rasa takut. jika mau bergerak jauh & lebih jauh lagi, belenggu rasa takut harus dihilangkan ! .

2. Banyak Berharap

Ini sering tidak disadari, karena dalam ilmu manajemen modern, justru harapan itu diwajibkan. buat saya, nonsen ! . semakin banyak kita berharap, justru akan membuat anda tidak berdaya. coba, barapa banyak sih harapan kita yg menjadi kenyataan ? kehidupan sudah membuktikan fakta, bahwa sebagian besar harapan manusia tidak terkabul. jadi, buat apa terus berharap ? ini menurut saya yg orang bodoh, lho. sudah tahu harapannya kemungkinan besar tidak terkabul, eh masih juga dia terus berharap. mau diri anda berhasil & meraih sukses ? bebaskan diri anda dari banyak berharap.

3. Belenggu pikiran sendiri

Sebagian besar orang tidak menyadari, ketika dia sedang dibelenggu oleh pikirannya sendiri. terkadang, belenggu itu datang dari pikiran orang lain, tapi kemudian mengendap di pikirannya sendiri. para sarjana, biasanya sudah sangat dibelenggu oleh pikirannya sendiri, otaknya yg berisi " informasi sampah " . salah satu belenggu itu misalnya tujuan / goal. lagi-lagi menurut teori ilmu manajemen modern, orang atau organisasi itu wajib punya tujuan. katanya, sebagai penunjang aktivitas. ah, yang benar saja, saya yg tidak punya tujuan, tapi bisa melampaui tujuan semua orang ! . kenapa begitu ? karena saya tidak mau dibelenggu oleh tujuan / goal itu. apalagi sampai diperbudak olehnya. saya mau otak saya bebas dari tekanan, terus berjalan, bergerak, dan bisa beraktivitas. sampai akhirnya, bisa melewati tujuan itu sendiri.

Itulah belenggu-belenggu kehidupan yg antara lain disumbangkan oleh ilmu manajemen modern. saya tidak anti terhadap ilmu manajemen, tapi saya ingin mengubah pandangannya menjadi sebuah seni. buat saya menajemen itu bukan ilmu, tapi seni. sangat bagus bagi seseorang mengetahui teori ilmu manajemen, tapi yg tidak tahu teorinya pun belum tentu jelek. bahkan, mungkin bisa lebih bagus daripada yg tahu teori ilmu manajemen. saya yakin itu. biasanya, makin sempurna ilmu manajemen seseorang, maka akan makin sulit dia bisa memulai menjadi pengusaha / pebisnis.



Sumber  :  Buku " Belajar Goblok dari Bob Sadino " 

Karya    :  Dodi Mawardi








Tidak ada komentar:

Posting Komentar