Minggu, 27 Desember 2015

Mengenal Investasi Obligasi

      Secara sederhana, obligasi merupakan bukti peminjaman uang oleh perusahaan terhadap pemegang obligasi. dengan kata lain, jika anda membeli obligasi suatu perusahaan, artinya anda meminjamkan uang kepada perusahaan tersebut.


Penghasilan dari obligasi

Sebagai balas jasa pinjaman yg anda berikan, anda akan mendapat bunga tetap ( coupon ) dari uang yg di investasikan. bunga yg sifatnya tetap ini biasanya dibayarkan dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perjanjian saat pembelian obligasi. tidak seperti pemegang saham preferen, emiten wajib membayar bunga obligasi walau sedang mengalami kerugian sehingga anda tidak perlu khawatir kalau-kalau bunga tidak akan dibayar ( kecuali apabila emiten dinyatakan bangkrut ).

Karena suku bunga obligasi sudah ditentukan dahulu sebelumnya, maka investasi dalam obligasi digolongkan sebagai investasi harta tetap. lebih besar dari kupon yield ( KY ). artinya, nilai obligasi saat itu berada di bawah harga pari ( nilai nominal dari sekuriti yg ditentukan oleh perusahaan penerbit saham pada harga minimumnya ). apabila investor membeli obligasi saat itu, ia bisa mendapatkan keuntungan. pasalnya, pada saat jatuh tempo, obligasi tersebut dapat dijual pada harga pari sehingga investor akan bisa mendapat capital gain.

Mari kita ambil contoh, anda ingin membeli obligasi PT. Mimi, tetapi anda ingin membandingkan dahulu harganya. ternyata obligasi PT. Mimi memiliki nilai pari Rp 9000 dengan KY 10 % sedang CY-nya saat itu mencapai 15, artinya harga obligasi saat itu Rp 6000 ( 10/15 x Rp 9000 ), lebih rendah Rp 3.000 dari harga pari. anda membeli obligasi tersebut, lalu menjualnya dengan harga pari pada saat jatuh tempo. nah, anda mendapat capital gain sebesar Rp 3.000.

Risiko Investasi Obligasi

Seperti halnya investasi lainnya, obligasi pun tidak lepas dari risiko. yaitu :


  • Risiko pergerakan suku bunga 
Kebalikan dari saham, nilai obligasi tidak ditentukan oleh kinerja emiten, melainkan dipengaruhi suku bunga secara umum atau kebijakan pemerintah. jika suku bunga bergerak naik, nilai obligasi akan bergerak turun. demikian pula sebaliknya. jika suku bunga turun, nilai obligasi akan bergerak naik. mengapa ? karena saat suku bunga naik, masyarakat akan lebih tertarik menanamkan uang mereka di deposito yg jauh lebih aman. akibatnya, obligasi kurang diminati dan harganya turun. sebaliknya, jika suku bunga turun, orang akan lebih suka menginvestasikan uangnya pada obligasi sehingga harga obligasi akan naik. hal ini sesuai dengan hukum permintaan & penawaran. oleh karena itu, jika anda tertarik pada investasi obligasi, anda harus lebih peka terhadap perubahan situasi ekonomi makro.



  • Risiko ketidakmampuan emiten membayar bunga obligasi
Adakalanya emiten tidak sanggup membayar bunga obligasi yg wajib dibayarkan oleh investor. pada kasus seperti ini, emiten dapat dituntut dan dinyatakan bangkrut. untuk menghindari risiko ini, sangat penting untuk memperhatikan rating obligasi.


Jenis Obligasi


  • Obligasi pemerintah
Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. risikonya jauh lebih kecil karena terjamin ( secure ). tetapi kupon penghasilan yg diberikan pun juga kecil. sesuai dengan hukum investasi, semakin besar risiko, semakin besar potensi keuntungan yg diberikan. contoh obligasi pemerintah, misalnya SUN ( surat utang negara ).



  • Obligasi perusahaan
Sesuai namanya, obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan swasta. daya tarik obligasi ini adalah penawaran bunga yg cukup tinggi.


Sebelum membeli obligasi, baik itu obligasi pemerintah atau perusahaan, telitilah dahulu persyaratan dan jaminan secara saksama. perhitungkan pula potensi pendapatan di masa depan dan juga risikonya. ingat juga, apabila anda ingin berinvestasi dalam obligasi, latihlah kepekaan akan perubahan situasi ekonomi ( kebijakan APBN , ekspor-impor, dan sebagainya ) untuk mendapatkan keuntungan investasi yg maksimal.


Sumber  :  Buku " Smart With Your Money "

Karya     :  Inggrid Tan










Tidak ada komentar:

Posting Komentar