Minggu, 09 Agustus 2015

Kapan Merealisasikan Keuntungan ?

      Banyak investor ( penanam modal ) saham, obligasi, reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, sering bingung ketika memperoleh keuntungan. ada beberapa pertanyaan : misalnya, apakah saatnya menjual saham/obligasi atau unit reksadana ? apakah dijual seluruhnya atau sebagian ? kalau sudah dijual lalu diinvetasikan kemana ?

Biasanya, kebingungan ini muncul ketika investor berinvestasi dengan orientasi jangka pendek dan hanya melihat sisi satu jenis instrumen investasi. biasanya investor jenis ini menargetkan tingkat hasil investasi tertentu di periode tertentu untuk mengambil keputusan jual atau merealisasikan keuntungan, misalnya 5 % dalam sebulan.


Salah satu sebab munculnya kebingungan, investor belum menerapkan prinsip alokasi aset dalam portofolio investasinya ( kumpulan beberapa jenis aset investasi ). ilustrasinya, jika memutuskan memiliki alokasi aset 3 jenis instrumen, yaitu kas/deposito, obligasi/reksadana pendapatan tetap dan saham/reksadana saham dengan komposisi 20% deposito, 40% obligasi/reksadana pendapatan tetap, dan 40% saham/reksadana saham, lalu menerapkan kriteria batas pergerakan. misalnya, 10% di obligasi/reksadana pendapatan tetap dan atau saham/reksadana saham, maka ketika porsi alokasi saham/reksadana saham naik dari 40% menjadi 50%, investor akan melakukan portofolio rebalancing, karena alokasi dari instrumen lain ( deposito dan obligasi ) akan juga berubah/berkurang.

Caranya, menjual/mengurangi porsi saham/reksadana saham dan memindahkan ke kas/deposito dan obligasi/reksadana pendapatan tetap, sehingga alokasi aset dari portofolio kembali seperti semula, yakni 20%:40%:40%.

Dengan alokasi aset, saat harga-harga saham turun, yang berakibat pada turunnya porsi alokasi aset saham/reksadana saham, dalam portofolio, misalnya menjadi 30%, sementara porsi alokasi deposito dan obligasi menjadi meningkat, investor dapat langsung bereaksi. jika investor percaya pasar saham akan pulih, ia melakukan rebalancing, dengan mencairkan sebagian deposito atau menjual sebagian obligasi/reksadana pendapatan tetap dan membeli saham/reksadana saham, sehingga komposisi alokasi aset portofolio kembali seperti semula.

Investor akan memiliki strategi dan disiplin yg memudahkan untuk mengambil keputusan, bukan hanya menjawab kapan dan aset apa yg harus dijual, tapi juga kapan dan aset apa yg harus dibeli, termasuk kapan bertahan ( wait and see ), alias tak perlu melakukan keputusan beli atau jual. selamat mencoba.

Sumber  :  Buku "Financial Wisdom"

Karya     :  Eko P. Pratomo









Tidak ada komentar:

Posting Komentar