Minggu, 02 Agustus 2015

Tolak Ukur Kinerja Investasi

   Dollar, Lapangan, Nilai Tukar Dolar   Bagi masyarakat awam ( biasa ), tentu banyak yang bingung, untuk apa pergerakan indeks saham, seperti Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) di bursa efek yang diumumkan setiap hari. masih banyak masyarakat yang hanya mengenal deposito sebagai satu-satunya instrumen investasi finansial, karena tidak paham apa dan bagaimana berinvestasi di saham atau obligasi, dua instrumen dasar di pasar modal.

Memang, ada beberapa kendala investasi di kedua instrumen tersebut, seperti kemampuan menganalisis perusahaan, akses informasi perusahaan, dan pergerakan harga, dana cukup besar untuk membeli saham dari berbagai sektor ( untuk diversifikasi / mengurangi resiko ).


Dengan adanya reksadana, kendala-kendala tersebut dapat teratasi. kini, masyarakat dapat dengan mudah berinvestasi saham & obligasi dengan hanya membeli unit penyertaan reksadana. bahkan, kini tersedia reksadana syariah. tulisan ini akan membahas hubungan indeks saham dengan reksadana saham.

Bagi anda yang memiliki reksadana, khususnya reksadana saham, tentu ingin tahu apakah kinerja reksadana itu baik atau tidak. apakah manajer investasi ( MI ) mengelola portofolio dengan baik. IHSG bisa menjadi tolak ukur kinerja pasar ( market benchmark ) untuk mengevaluasi kinerja MI dan reksadana. pergerakan IHSG untuk suatu periode tertentu mencerminkan kinerja rata-rata dari seluruh saham yg tercatat & diperdagangkan di bursa efek. ambil contoh, jika kinerja suatu reksadana saham ( dihitung dari pergerakan nilai aktiva bersih per unit / NAB/unit ) naik 15 %, sementara IHSG naik 25 % kinerja MI dan keuntungan yg anda peroleh "kalah" dengan rata-rata kinerja pasar saham.

Apakah kinerja manajer investasi / MI bisa mengalahkan kinerja rata-rata pasar secara konsisten ? jawabnya adalah tidak. tapi, dari data historis jangka panjang, ada beberapa manajer investasi yg mampu mengalahkan rata-rata pasar, walau di periode jangka pendek tertentu harus kalah. itu sebabnya, dalam menilai kinerja manajer investasi dan reksadana, perlu melihat kinerja jangka panjang, misalnya lima tahun atau lebih, tidak bisa hanya satu tahun atau bulanan dan harian.

Dengan memahami hubungan kinerja indeks saham dan indeks obligasi sebagai tolak ukur kinerja dari suatu reksadana, investor juga bisa menggunakan perbandingan ini sebagai salah satu cara memilih reksadana. yakni, membandingkan kinerja historis jangka panjang antara indeks dan kinerja reksadana yg akan dipilih. jangan lupa, perbandingan kinerja bukan satu-satunya faktor penentu, anda harus memilih manajer investasi/MI yg dipercaya dan nyaman sebagai pengelola investasi anda. 

Sumber  :  Buku "Financial Wisdom"

Karya     :  Eko P. Pratomo

   






Tidak ada komentar:

Posting Komentar