Sabtu, 01 Agustus 2015

Membangun Optimisme

   Grafik, Pertumbuhan, Keuangan   Salah satu kunci keberhasilan untuk meraih kesuksesan adalah optimisme. optimisme membangkitkan semangat dan keyakinan menjadi energi positif dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghadang untuk mencapai tujuan.

Begitu juga dalam berinvestasi, khususnya di pasar saham, investor perlu memiliki beberapa optimisme. Pertama, saham perusahaan-perusahaan di bursa dalam jangka panjang dan secara agregat akan tumbuh sejalan dengan kinerja perusahaan dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, dalam jangka panjang, lebih banyak terjadi pertumbuhan ekonomi daripada krisis. Ketiga, krisis ekonomi adalah hal wajar dalam perjalanan peradaban dunia dan dalam jangka panjang diharapkan akan terjadi pemulihan.


Dalam konteks kondisi pasar yg sedang dilanda krisis ekonomi global, kita masih tetap harus bersyukur, kondisi fundamental ekonomi negara kita masih cukup kuat dan menguntungkan ketimbang negara-negara lain. memang tak dapat disangkal, secara nilai, investasi portofolio saham investor berkurang cukup banyak. investor juga harus tetap berhati-hati, namun diharapkan tetap tenang dan tidak panik.

Belajar dari krisis-krisis sebelumnya, kepanikan hanya akan merugikan investor, sementara kesabaran & berpikir rasional justru memberikan keuntungan jangka panjang. penurunan harga saham, bagi investor yg memiliki optimisme, merupakan kesempatan baik untuk membeli. bukankah ketika pasar begitu bergairah dan IHSG ( Indeks Harga Saham Gabungan ) berada di titik tertinggi, investor justru ragu membeli ? namun perlu tetap disadari, adanya resiko jangka pendek yg masih mungkin terjadi.

Membangun optimisme menjadi penting, karena investor di bursa saham harus memiliki ketahanan menghadapi gejolak krisis. berinvestasilah untuk jangka panjang. walaupun tidak ada jaminan, secara historis, semakin panjang jangka waktu investasi, semakin kecil resiko fluktuasi pasar dan semakin besar kemungkinan memperoleh return ( keuntungan ).

Dalam suatu seminar politik, Eep Saefulloh Fatah bertanya kepada peserta, "apa bedanya orang optimis dengan pesimis ? " peserta terdiam. lalu, beliau menjawab pertanyaannya sendiri, " orang optimis memakan donat, ssedangkan orang pesimis memakan lubangnya donat " . saya berharap, kita semua lebih senang memakan donat.

Semua  :  Buku "Financial Wisdom"

Karya    :  Eko P. Pratomo







Tidak ada komentar:

Posting Komentar