Minggu, 02 Agustus 2015

Perkenalkan, Nama Saya Inflasi

      Salah satu persoalan keuangan terbesar yg sering dikeluhkan hampir semua orang adalah biaya hidup yg terus meningkat. cobalah kita mengingat-ingat sejenak, berapa biaya-biaya atau harga-harga kebutuhan mendasar seperti kebutuhan rumah tangga, rumah, pendidikan, sepeda motor, mobil, sebelum krisis ekonomi tahun 1997. lalu, bandingkan dengan biaya atau harga kebutuhan yg sama tahun lalu.

Harga mobil baru sejenis minibus yg paling banyak digunakan masyarakat, misalnya tahun 1995 masih seharga Rp 40 Jutaan. kini harganya melambung di kisaran Rp 200 Jutaan, atau naik menjadi 5 kali lipat. jika menghitung kenaikan per tahun, rata-rata kenaikan harga adalah sekitar 11 % per tahun.


Tidak hanya mobil. harga rumah dengan luas, tipe, dan lokasi yg sama, serta biaya pendidikan, semua mengalami kenaikan yg kurang lebih sama atau bahkan lebih tinggi. salah satu penyebab terus meningkatnya harga-harga barang dan kebutuhan adalah adanya faktor Inflasi, yang di negara kita masih tergolong tinggi.

Tulisan ini tidak akan membahas mengapa & bagaimana Inflasi terjadi dan mengapa tingkat Inflasi di negara Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya. namun, yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana kita menyikapi dan mengatasi Inflasi itu. apa yg perlu kita waspadai, lakukan, dan persiapkan menghadapi Inflasi ?

Dalam jangka pendek, kesadaran adanya Inflasi akan "memaksa" kita berupaya meningkatkan pendapatan setiap tahun agar naik, paling tidak sama dengan tingkat Inflasi tahunan. mengapa ? Pertama, agar meningkatnya biaya kebutuhan hidup masih tetap bisa kita penuhi. Kedua, agar tabungan bulanan yg harus disishkan untuk persiapan masa depan tidak ikut tergerus.

Lalu, apa saja yg harus kita waspadai dalam jangka panjang ? ambil contoh biaya pendidikan anak, khususnya pendidikan di perguruan tinggi. sadarkah kita bahwa biaya kuliah saat ini, misalnya sebesar Rp 250 Juta, akan meningkat menjadi Rp 492 Juta pada 10 tahun dari sekarang, jika asumsi terjadi kenaikan Inflasi sebesar 7 % per tahunnya.

Jumlah tersebut akan meroket menjadi sebesar Rp 649 Juta, jika kenaikan Inflasi mencapai 10 % per tahun. kenaikan yg sama akan terjadi dengan biaya kehidupan. hal ini harus diperhitungkan ketika kita akan mempersiapkan dana pensiun untuk memenuhi biaya kehidupan setelah kita pensiun kelak.

Tulisan ini tidak bermaksud menakut-nakuti para pembaca akan sulitnya kehidupan di masa depan. namun, dengan memperkenalkan adanya Inflasi beserta akibatnya, justru diharapkan akan menyadarkan kita untuk mempersiapkan masa depan dengan lebih baik.

Jika ada pepatah "tak kenal maka tak sayang" , mengenali & memahami adanya Inflasi menjadi sangat perlu, tapi bukan untuk menyayangi Inflasi, tapi demi menyayangi kehidupan yg harus kita jalani kelak. semoga perkenalan dengan Inflasi ini menjadi pembuka jalan kita untuk berusaha max. sekuat tenaga agar kita lebih serius mempersiapkan masa depan.

Sumber  :  Buku "Financial Wisdom"

Karya    :   Eko P. Pratomo












Tidak ada komentar:

Posting Komentar