Jumat, 31 Juli 2015

Formasi 4-4-2 Atau 4-3-3

   Keluarga Minum Jus Jeruk, Kaca   Anda mungkin mengira saya akan membahas formasi sepakbola dalam menghadapi lawan. anda benar, tapi tidak sepenuhnya benar, karena saya hanya mencoba menganalogikan formasi sepakbola dalam konteks pengelolaan keuangan keluarga, khususnya untuk merancang anggaran keuangan keluarga.

Bagaimana dengan urusan keuangan keluarga di rumah ? perlukah kita memiliki anggaran keuangan ? jawabnya adalah perlu sekali. formasi seperti tim sepakbola di atas bisa dijadikan acuan untuk menyusun anggaran keuangan keluarga.


Coba perhatikan formasi 4-4-2 yang merupakan 4 orang di lini pertahanan di belakang, 4 orang di lini tengah, dan 2 orang penyerang di lini depan. analogi yang bagus untuk mengatur pola keuangan keluarga dengan alokasi 40 % dari penghasilan untuk kebutuhan primer, seperti : belanja dapur, biaya rumah tangga, biaya transportasi, premi asuransi, dan cicilan rumah. kemudian 40 % dari penghasilan untuk kebutuhan sekunder, seperti : biaya sekolah, kursus, buku, olahraga, dan rekreasi. terakhir 20 % penghasilan dialokasikan untuk cicilan investasi dan kebutuhan masa depan, seperti persiapan pendidikan tinggi anak, persiapan perjalanan ibadah, dan untuk persiapan pensiun.

Namun, 20 % alokasi untuk cicilan investasi umumnya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan finansial masa depan, karena pengaruh Inflasi yang masih cukup tinggi di negara kita. idealnya, cicilan investasi untuk kebutuhan masa depan, bisa mencapai 30 % dari penghasilan bulanan. dengan begitu, alokasi yang lebih disarankan adalah formasi 4-3-3.

Dengan memiliki anggaran keuangan seperti di atas, sebuah keluarga akan memiliki prioritas ( tujuan utama ) dalam hal pengeluaran, termasuk memiliki rencana untuk masa depannya. keterlibatan semua anggota keluarga, termasuk anak-anak yg sudah beranjak remaja, akan melatih mereka untuk meyadari pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.

Sementara, sebuah keluarga yang tidak memiliki anggaran keuangan keluarga umumnya akan mengalami kebocoran & pemborosan, sehingga pemanfaatan penghasilan menjadi tidak optimum dan dapat mengorbankan kualitas hidup dan masa depan keluarga.

Sumber  :  Buku "Financial Wisdom"

Karya     :  Eko P. Pratomo



 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar