Rabu, 15 Juli 2015

Hobi Menggesek Kartu Kredit

   American Express, Kartu, Kredit   Ada hobi baru di banyak keluarga Indonesia selain hobi ber-SMS-an, ber-BBM-an, dan ber-Facebook ria, yaitu menggesek kartu kredit. mengapa menggesek bisa menjadi hobi ? sebagian keluarga sebenarnya " terpaksa " memiliki hobi ini karena harus melakukan " gali lubang, tutup lubang " untuk menutupi biaya kehidupan rumah tangga, termasuk pemenuhan keinginan-keinginan yg tidak prioritas ( utama ), yang jumlahnya tidak sebanding dengan penghasilan/pemasukan. kartu kredit bisa menjadi dewa penyelamat sementara, namun di kemudian hari bisa juga menjadi sumber prahara finansial ( keuangan ) di dalam keluarga.


Sehatkah hobi ini ? jawabnya adalah tidak, jika penggunaan kartu kredit sudah menjadi fasilitas berutang untuk menutup kebocoran anggaran rumah tangga dan kita sudah tidak lagi sanggup melunasi tagihan kartu kredit itu saat jatuh tempo. akibatnya, pembayaran secara mencicil dengan beban bunga, justru akan segera menjerat dan melilit keluarga dengan kesulitan keuangan yang lebih parah.

Fungsi kartu kredit sebenarnya hanya untuk pengganti uang tunai dan untuk kepraktisan bertransaksi, bukan untuk berhutang. berhati-hatilah karena sudah banyak keluarga yg menjadi korban karena terjerat hutang kartu kredit ini.

Nasihat sederhana yg bisa diikuti : Pertama, gunakan kartu kredit hanya untuk pengganti uang tunai dan digunakan untuk berbelanja hal-hal yang memang untuk kebutuhan dan sudah direncanakan anggarannya.

Kedua, lunasilah seluruh tagihan kartu kredit yg jatuh tempo setiap akhir bulan. jangan membayar tagihan tersebut secara mencicil, karena ada beban bunga yg tidak perlu.

Jadi, sekali lagi, kartu kredit bukanlah fasilitas untuk berhutang. jika kita belum sanggup melunasi setiap tagihan di akhir bulan dan saldo hutang kita semakin bertambah, bukannya semakin berkurang , berhati-hatilah karena pasti ada yg salah dalam gaya hidup dan emosionalitas kita dalam mengelola keuangan.

Sumber :  Buku " Financial Wisdom "

Karya    :  Eko P. Pratomo 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar